Masjid Nurul Yaqin – Tambak Blumbungan

No Piagam
B-1803/KK.13.22/6/BA.03/08/2017
Nama Masjid
Nurul Yaqin
Ketua Takmir
Drs. Kh. Abdul Hadi
Tahun Berdiri
2016
Luas Bangunan
320 M.
No Setifikat Wakaf
06100
Luas Tanah Wakaf
345 M.
No Akta Ikrar Wakaf (AIW)
WT.2/08/05/III/2023
Nama Wakif Tanah
Mohammad Hasin, SP.
Nama Nadzir
Drs. Kh. Abdul Hadi
Alamat

SEJARAH BERDIRINYA MASJID NURUL YAQIN TAMBAK BLUMBUNGAN

berdasarkan informasi dari berbagai pihak, awal mulanya sebelum di bangun masjid pada zaman penjajahan belanda,  sebelum indonesia merdeka,  ada sebuah langgar (surau) kuno pertama dengan ukuran L. 5 M. x P. 7 M.  Dengan nama langgar nurul yaqin (cahaya penuh keyakinan) diasuh oleh salah satu tokoh ulama terkenal pada zaman itu, yaitu KH. Lamoer bin Arsin (alm.) dan keluarga bernama Ny.Lansep ponaan dari beliau. Dan beliau wafat pada tahun 1940-an sebelum indonesia merdeka,  dan beliau banyak santrinya sehingga langgar tersebut difungsikan sebagai tempat belajar mengajar alquran disamping sebagai tempat  berjemaah solat 5 waktu.

Pada tahun 1975 dibangunlah langgar yang kedua yang posisi bangunannya berdekatan dengan langgar yang pertama / sebelah selatan langgar yang pertama.  Adapun alasan pembangunan langgar yang kedua ini adalah dikarenakan semakin banyaknya santri mengaji baik laki-laki maupun perempuan.  Dan pembangunan langgar kedua ini atas petunjuk dari tokoh ulama yaitu KH. Mansyur (alm.) pengasuh pp. Banyu ayu desa pamoroh kadur pamekasan, yang saat ini pesantren banyu ayu tersebut telah menjadi pesantren besar dan sangat maju. Petunjuk tersebut disampaikan langsung kepada 3 tokoh yang dianggap mampu mengelola langgar nurul yaqin,  yaitu;

1. H. Moh. Sholeh (alm.) beliau kelahiran ciamis dari kota bandung,  beliau adalah petugas kesehatan yang berdinas di kecamatan pegantenan & menetap di desa blumbungan pada tahun 1970-an

2. H. Abdur Razid (alm) beliau adalah cucu dari KH.Lamoer, kelahiran pamekasan tahun 1930-an

3. H. Daman Huri (alm) beliau adalah cucu dari KH. Lamoer kelahiran pamekasan tahun 1935

Tiga nama tokoh diatas yang dipercaya oleh KH. Mansyur untuk mengelola langgar kedua yang dikenal dengan sebutan Langgar Lake’ (red. Madura), dan langgar lake’ ini  resmi berfungsi & atau digunakan sebagai tempat belajar-mengajar mengaji & kegiatan keislaman lainnya sejak tahun 1975 s/d 2016  (41 thn.), lalu pada tahun 2016, berdasarkan hasil musyawarah lintas tokoh (ulama-kyai-asatidz-tokoh masyarakat-pemuda-dan semua unsur dari masyarakat dusun tambak desa blumbungan dan sekitarnya,  maka mereka sepakat agar langgar kedua tersebut dipugar total & dibangun masjid.  Maka pada pertengahan tahun 2016 yaitu sekitar bulan juli dimulailah pemugaran langgar lake’ tersebut dan lalu dibangun masjid tetap dengan nama Nurul Yaqin; “Masjid Nurul Yaqin”. Dalam proses pembangunan masjid dimaksud,  dibentuklah panitia pembangunan masjid, yaitu Drs. KH. Abdul Hadi dan Ust. Mohamad Sukardi, S.Ag, dan bendahara adalah Ust. Jamaluddin beserta H. Abd. Rakhem,  dan hanya bermodalkan keyakinan serta dukungan dari seluruh masyarakat, walau modal materiil belum ada sama sekali, maka dengan pertolongan Allah, akhirnya pembangunan masjid dimulai dan alhamdulillah selesai walaupun proses pembangunannya tidak berkelanjutan. Ada beberapa cara dalam mendapatkan modal dalam pembangunan masjid tersebut, yaitu melalui pengajuan proposal kepada para dermawan serta meminta sumbangan / amal di jalan selama pengerjaan pembangunan berjalan.

Pengerjaan pembangunan tidak terlaksana secara berkelanjutan dalam waktu tertentu, namun berkesinambungan dalam waktu-waktu yang tidak tentukan dikarenakan tergantung pada kondisi keuangan yang ada sehingga proses pembangunan masjid ini agak memakan waktu yang cukup lama. Dan alhamdulillah dengan keyakinan yang kuat, dengan barokahnya para guru, dan dengan semangatnya semua kalangan masyarakat, maka demi memenuhi keinginan masyarakat yang ingin cepat menempati masjid tersebut untuk ditempati solat jumat & i’tikaf,  dan walaupun pembangunannya belum selesai 100%, maka akhirnya Masjid Nurul Yaqin diresmikan pada tanggal 25 desember 2021 M.  /  22 jumadal awwal 1443 H. Oleh KH. mundzir Chalil, beliau adalah pengasuh ponpes As-Syahidul Kabir – Sumber batu blumbungan larangan pamekasan.

Sehabis prosesi peresmian masjid dilanjutkan musyawarah lintas tokoh ulama,  tokoh masyarakat & para undangan membentuk takmir masjid nurul yaqin. Maka dengan kesepakatan bersama terbentuklah susunan pengurus takmir masjid, ketua takmir adalah Drs. Kh.abdul hadi, dan Drs. H.Moh.Sayuri sebagai penasehat,  Kepala desa sebagai pelindung,  dan 2 tokoh tersebut  yang kemudian menunjuk 1 orang wakil ketua dan 2 orang sekretaris dan 2 orang bendahara serta 1 orang sebagai pembantu umum. Dan untuk melengkapi struktur kepengurusan maka ditambahkan bidang-bidang sebagaimana berikut;

1. Bidang sosial budaya dan keagamaan

2. Bidang organisasi dan remas

3. Muslimat & kewirausahaan

4. Bidang humas dan

5. Bidang pembangunan dan perlengkapan.

Kemudian untuk ketertiban pelaksanaan solat jumat di masjid ini, ketua takmir juga membuat jadwal khotib / imam aktif dan cadangan serta bilal dan cadangannya.

Kemudian,  1 minggu setelah peresmian masjid ini,  tepat pada hari jumat, 31 desember 2021 masjid ini langsung menggelar pelaksanaan solat jumat perdana walaupun masih terdapat beberapa kekurangan terkait dengan kelengkapan masjid,  seperti belum ada mimbar,  pintu-pintu masjid belum ada,  kaca-kaca jendela juga belum ada dan lain sebagainya, namun….  Alhamdulillah dengan ridho Allah SWT., dalam rentan waktu 2 bulan setelahnya setiap kekurangan bisa terpenuhi walau secara berangsur.

Demikian sejarah singkat ini,  semoga bermamfaat bagi semuanya.

Pamekasan, 18 nop. 2023

Ketua 1 : Drs. H.Abdul Hadi

Sekretaris 1 : Ust. Abd. Rahman

Lokasi Masjid di Google Maps
Scroll to Top